Senin, 14 Februari 2011

WALANG SANGIT (Leptcorisa oratorius)

Padi yang terserang Walang sangit (Leptocorisa oratorius)

Status
Walang sangit (L. oratorius L) adalah hama yang menyerang tanaman padi setelah berbunga dengan cara menghisap cairan bulir padi menyebabkan bulir padi menjadi hampa atau pengisiannya tidak sempurna. Penyebaran hama ini cukup luas.
Di Indonesia walang sangit merupakan hama potensial yang pada waktu-waktu tertentu menjadi hama penting dan dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50%. Diduga bahwa populasi 100.000 ekor per hektar dapat menurunkan hasil sampai 25%. Hasil penelitian menunjukkan populasi walang sangit 5 ekor per 9 rumpun padi akan menurunkan hasil 15%. Hubungan antara kepadatan populasi walang sangit dengan penurunan hasil menunjukkan bahwa  serangan satu ekor walang sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27%
Kwalitas gabah (beras) sangat dipengaruhi serangan walang sangit. Diantaranya menyebabkan meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga serangan walang sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara tidak langsung juga sangat menurunkan kwalitas gabah.

Minggu, 23 Januari 2011

Penyakit Tanaman





Penyakit ini ditemukan menyerang buah. Gejala awal yang terlihat adalah timbulnya bercak dan pada bagian tengah bercak terdapat spora jamur berwarna kuning sampai kuning kecoklatan . Pada serangan parah, bercak semakin tersebar, terjadi busuk kering dan terdapat miselium jamur  berwarna kuning kecoklatan pada bagian bercak . Penyakit ini diduga disebabkan oleh jamur Gloeosporium fructiganum.
Pada buah di bawah kulit terdapat bagian yang warnanya berubah menjadi coklat muda. Bagian ini melebar dan pusatnya mengendap, sehingga mirip dengan kerucut.  Di bawah kutikula terjadi titik-titik hitam yang terdiri dari aservulus jamur yang kemudian menembus katikula. Pada cuaca yang lembab, aservulus menghasilkan banyak konidium yang menyerupai massa yang lengket berwarna merah jambu ( Semangun, 1994 ).

Pengendalian: tidak memetik buah terlalu masak dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.

Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan tidak memanen buah terlalu masak, disamping itu lebih banyak menanam varietas yang lebih tahan. Dalam hal ini varietas Manalagi lebih tahan terhadap serangan penyakit dari pada varietas Anna.  Selain itu, pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan tidak menyimpan buah apel dalam keadaan lembab.
Pada daerah subtropis, pengendalian hayati untuk mengendalikan penyakit apel pascapanen, telah dikembangkan, seperti menggunakan jamur antagonis, Bacillus subtilis. ( He, 2003 )


sumber : Klinik Tani Online

Belalang sembah


Belalang Sembah atau Belalang sentadu

Belalang sentadu
Belalang sentadu di India
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Orthoptera
famili : Mantidae

Belalang sentadu atau belalang sembah adalah serangga yangn termasuk ke dalam ordo Orthoptera. Dalam bahasa Inggris, serangga ini biasa disebut praying mantis karena sikapnya yang seringkali kelihatan seperti sedang berdoa. Kata mantis berasal dari bahasa Yunani "Mantes" yang berarti "nabi" atau "peramal nasib". Banyak sebutan dalam bahasa lokal, seperti congcorang (bahasa Sunda/bahasa Betawi), walang kadung/kèkèk (bahasa Jawa), dan mentadak (bahasa Melayu).

 

Pertelaan

Ada sekitar 2.300 spesies dalam ordo Mantodea di seluruh dunia; kebanyakan berada di daerah tropis atau sub-tropis, tetapi beberapa spesies hidup di iklim sedang, seperti di utara Amerika Serikat, Eropa Tengah, dan Siberia. Belalang sentadu tergolong keluarga Mantidae.
Belalang sentadu adalah salah satu dari segelintir serangga yang dapat memutar kepalanya. Beberapa teks merujuk kepada belalang sentadu Eropa (Mantis religiosa) sebagai belalang sentadu yang paling umum di negara-negara di Eropa. Ischnomantis gigas adalah belalang sentadu terbesar dengan panjang 17 cm untuk yang betina, dan ditemukan di daerah Sahel di Afrika. Belalang sentadu terkecil adalah Bolbe pygmaea, yang hanya 1cm panjangnya pada usia dewasa.
Seekor belalang sentadu betina yang hamil akan menghasilkan massa busa yang besar, yang disebut ootheca (jamak:oothecae). Ootheca ini dapat memuat hingga 300 butir telur, yang semuanya dilindungi dalam kantung busa. Oothecae ini dihasilkan pada musim gugur —dan sesudah itu belalang sentadu dewasa mati— dan menetas dalam waktu hingga lima bulan. Sebagian spesies menetas dalam interval kecil, dan proses penetasan dapat berlangsung hingga lima minggu ketika sebelum larva muncul sepenuhnya. Belalang betina yang bunting tidak hanya memproduksi oothecae, tetapi juga oothecae yang tidak subur oleh belalang betina yang belum dikawini. Kadang-kadang satu atau dua larva menetas, tetapi hal ini jarang sekali terjadi. Beberapa spesies, seperti misalnya Brunneria borealis, menghasilkan oothecae melalui partenogenesis. Dalam keadaan ini, belalang jantan tidak dibutuhkan untuk menghasilkan ootheca yang subur; namun, semua belalang yang dihasilkan dari proses ini adalah betina.
Di AS, spesies belalang sentadu pertama kali diperkenalkan dari Eropa dan Tiongkok sekitar tahun 1900 sebagai predator kebun dalam usaha untuk mengendalikan hama. Belalang sentadu Carolina adalah serangga resmi negara bagian South Carolina, dan belalang sentadu Eropa adalah serangga resmi negara bagian Connecticut.






























Referensi

  1. ^ Iowa State University Department of Entomology, "Belalang sentadu". http://www.ipm.iastate.edu/ipm/iiin/node/178
Diambil dari Wikipedia.