Penyakit ini ditemukan menyerang buah. Gejala awal yang terlihat adalah timbulnya bercak dan pada bagian tengah bercak terdapat spora jamur berwarna kuning sampai kuning kecoklatan . Pada serangan parah, bercak semakin tersebar, terjadi busuk kering dan terdapat miselium jamur berwarna kuning kecoklatan pada bagian bercak . Penyakit ini diduga disebabkan oleh jamur Gloeosporium fructiganum.
Pada buah di bawah kulit terdapat bagian yang warnanya berubah menjadi coklat muda. Bagian ini melebar dan pusatnya mengendap, sehingga mirip dengan kerucut. Di bawah kutikula terjadi titik-titik hitam yang terdiri dari aservulus jamur yang kemudian menembus katikula. Pada cuaca yang lembab, aservulus menghasilkan banyak konidium yang menyerupai massa yang lengket berwarna merah jambu ( Semangun, 1994 ).
Pengendalian: tidak memetik buah terlalu masak dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan tidak memanen buah terlalu masak, disamping itu lebih banyak menanam varietas yang lebih tahan. Dalam hal ini varietas Manalagi lebih tahan terhadap serangan penyakit dari pada varietas Anna. Selain itu, pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan tidak menyimpan buah apel dalam keadaan lembab.
Pada daerah subtropis, pengendalian hayati untuk mengendalikan penyakit apel pascapanen, telah dikembangkan, seperti menggunakan jamur antagonis, Bacillus subtilis. ( He, 2003 )
sumber : Klinik Tani Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar